MAKALAH
BAHASA INDONESIA
“PENTING TIDAKNYA BAHASA INDONESIA DAN KERAGAMAN LISAN DAN TULIS”
DOSEN PEMBIMBING : SYAHRANI, S.Pd.I,M.M
DIBUAT OLEH KELOMPOK 2 :
ENJELINA
FITRI HIDAYATI
HIKMAH LIANTI
ISABELLA
STAI RAKHA AMUNTAI
PROGRAM STRATA SATU (S1) PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu,amal dan kesehatan. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia yang insyaallah tepat pada waktunya . Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada dosen pembimbing kami Bapak Syahrani,S.Pd.I,M.M dan teman teman sekalian .
Disini kami juga ingin sampaikan , jika seandainya dalam penulisan makalah ini terdapat hal-hal yang tidak sesuai harapan, untuk itu kami dengan senang hati menerima masukan , kritikan, dan saran dari dosen pembimbing yang sifatnya membangun dan mengajarkan kami demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang diharapkan dapat dicapai dengan sebaik mungkin dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Alabio, 31 Agustus 2019
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANGBahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan bisa melanjutkan kelangsungan hidup mereka dengan baikdan teratur tanpa adanya bahasa. Mereka tidak bisa berinteraksi dengan mudah dan baik jika mereka tidak menguasai bahasa antara satu sama lain dan dengan tidak adanya kesinambungan tersebut mereka juga tidak dapat menangkap ekspresi kejiwaan maupun keinginan yang diutarakan oleh lawan komunikasinya. Hal ini juga menyebabkan adanya sekat dan kurang terkaitnya emosional satu sama lain.
Bisa dikatakan bahwa bahasa sebagai salah satu kebutuhan primer yang mempunyai peran sebagai pengatur sirkulasi kelanjutan hidup . Bahkan, bahasa juga dapat dikategorikan sebagai senjata yang paling ampuh untuk membentengi diri dan negeri dari ancaman-ancaman perpecahan.
Di era globalisasi saat ini penggunaan bahasa sebagai media komunikasi sangatlah terpengaruh oleh laju perkembangan teknologi dan infomasi . Terdapat dua pengaruh bahasa setelah terkontaminasi dengan adanya laju teknologi dan informasi sangat cepat yaitu pengaruh positif dan negative. Adapun pengaruh positif yang dapat diperoleh adalah dimana media teknologi informasi sangat memperlancar hubungan komunikasi antar sesama . Mereka dapat menyampaikan segala komunikasi jarak jauh dan jarak dekat dengan sangat praktis dan efisien. Di pandang dari sisi lain , kemajuan teknologi dan cepatnya akses informasi juga mempunyai dampak negative yang sangat mempengaruhi kelangsungan dari bahasa yang telah kita miliki dan sepakati untuk menjadi bahasa pemersatu bangsa serta tanah air yaitu bahasa Indonesia. Perlu kita ketahui bahwa banyak sekarang ini bahasa-bahasa pergaulan yang sangat berbeda dengan kaidah-kaidah kebahasaan. Dan menurunnya kemampuan berbahasa masyarakat bangsa ini , secara tidak langsung juga akan mengurangi rasa nasionalisme yang tertanam pada diri mereka.
Maka dari itu , dalam kesempatan kali ini kami akan memaparkan suatu pembahahasan yang berjudul “Penting Tidaknya Bahasa Indonesia dan Ragam Lisan dan Tulis” yang didalamnya akan mencakup tentang pengertian bahasa, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kebahasaan .
BAB II
PEMBAHASAN
Arti Bahasa
Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasaan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.(Depdiknas, 2005: 3)
Bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.(Harun Rasyid, Mansyur & Suratno [2009 :126])
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Sistem bahasa yang baik unsurnya biasanya mencakup berbagai hal, yaitu :
1. Bermakna dan dapat dipahami
2. Bersifat konvensional yang ditentukan pemakainya berdasarkan kesepakatan
3. Digunakan secara berulang dan tetap
4. Bersifat terbatas, tetapi produktif. Artinya dengan sistem yang sederhana dapat menghasilkan kata, kalimat, wacana yang tidak terbatas
5. Bersifat unik, khas, dan tidak sama dengan lainnya
6. Dibangun berdasarkan kaidah yang bersifat universal
Sejarah Bahasa Indonesia
Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam perkembangan bahasa Indonesia karena pada tanggal itulah para pemuda pilihan memancsngkan tonggak yang kokoh untuk perjalanan bahasa Indonesia . Pada saat itu para pemuda mengikrarkan Sumpah Pemuda.¹
¹Samadan dan La Alu, Buku Ajar Bahasa Indonesia dan Karya Tulis Ilmiah (Yogjakarta, 2015), hlm 9
Penting Atau Tidaknya Bahasa Indonesia.
Sebuah bahasa memiliki arti penting bagi negaranya , masyarakatnya dan identitas suatu Negara karena bahasa merupakan alat interaksi yang penting bagi kehidupan sehari-hari, jika tidak ada bahasa maka kegiatan sosial akan terganggu. Suatu Negara memiliki ciri khas masing-masing termasuk kebahasaan. Oleh karena itu, bahasa Indonesia sangat penting bagi masyarakat karena merupakan bahasa ibu atau bahasa resmi Negara kita. Bahasa Indonesia menjadi bahasa pemersatu dalam berkomunikasi dengan masyarakat yang memiliki adat, kebudayaan dan bahasa daerah masing-masing.
Sebuah bahasa penting atau tidak penting dapat dilihat dari tiga kriteria, yaitu jumlah penutur, luas daerah penyebarannya, dan terpakainya bahasa itu dalam sarana ilmu, susastra, dan budaya.²
Dipandang dari Jumlah Penutur
Ada dua bahasa di Indonesia, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi sebagian besar warga bangsa Indonesia. Yang pertama kali muncul atas diri seseorang adalah bahasa daerah (“bahasa ibu”). Bahasa Indonesia baru dikenal anak-anak setelah mereka sampai pada usia sekolah (taman kanak-kanak).
Berdasarkan keterangan di atas, penutur bahasa Indonesia yang mempergunakan bahasa Indonesia sebagai “bahasa ibu” tidak besar jumlahnya. Mereka hanya terbatas pada orang-orang yang lahir dari orang tua yang mempunyai latar belakang bahasa daerah yang berbeda, sebagian orang yang lahir di kota-kota besar, dan orang-orang yang mempunyai latar belakang bahasa Melayu. Dengan demikian, kalau kita memandang bahasa Indonesia sebagai “bahasa ibu”, bahasa Indonesia itu tidak penting. Akan tetapi, pandangan kita tidak tertuju pada masalah “bahasa ibu”. Jumlah penutur yang dimaksud adalah jumlah penutur yang memberlakukan bahasa Indonesia sebagai “bahasa kedua”. Data ini akan membuktikan bahwa penutur bahasa Indonesia adalah 210 juta orang (2000) ditambah dengan penutur-penutur yang berada di luar Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia amat penting kedudukannya di kalangan masyarakat.³
²Samadan dan La Alu, Buku Ajar Bahasa Indonesia dan Karya Tulis Ilmiah (Yogjakarta, 2015), hlm 35
³Samadan dan La Alu, Buku Ajar Bahasa Indonesia dan Karya Tulis Ilmiah (Yogjakarta, 2015), hlm 36
Dipandang Dari Luas Penyebarannya
Penyebaran suatu bahasa tentu ada hubungannya dengan penutur bahasa itu. Oleh sebab itu, tersebarnya suatu bahasa tidak dapat dilepaskan dari segi penutur. Penutur bahasa Indonesia yang berjumlah 210 juta lebih itu tersebar dalam daerah yang luas yaitu dari Sabang sampai Merauke. Keadaan daerah penyebaran ini akan membuktikan bahwa bahasa Indonesia amat penting kedudukannya di antara bahasa-bahasa dunia.⁴
Dipandang Dari Dipakainya Sebagai Sarana Ilmu, Budaya, dan Sastra
Tentang susastra, bahasa Kerinci kaya dengan macam dan jenis susastranya walaupun hanya susastra lisan. Susastra Kerinci telah memasyarakat ke segenap pelosok daerah Kerinci. Dengan demikian, bahasa Kerinci telah dipakai sebagai sarana dalam susastra.
Tentang budaya, bahasa Kerinci telah dipakai pula walaupun hanya dalam berkomunikasi, bertutur adat, bernyanyi, berpantun dan sebagainya.
Tentang ilmu pengetahuan, bahasa Kerinci belum mampu memecahkannya. Jika hendak menulis surat, orang-orang Kerinci memakai bahasa Indonesia, bukan bahasa Kerinci. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Kerinci belum mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana ilmu.
Ketiga hal di atas – sarana ilmu pengetahuan, budaya, dan susastra–telah dijalankan oleh bahasa Indonesia dengan sangat sempurna dan baik. Hal ini membuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting.
⁴Samadan dan La Alu, Buku Ajar Bahasa Indonesia dan Karya Tulis Ilmiah (Yogjakarta, 2015), hlm 36-37
Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara, Ragam bahasa berdasarkan media atau sarana ada 2 yaitu Ragam Bahasa Lisan Dan Ragam Bahasa Tulis.
Ragam Lisan dan Ragam Tulis
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untukmenghasilkan bahasa, yaitu (1) ragam bahasa lisan dan (2) ragam bahasa tulis. Bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat ucap ( organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagian dasarnya dinamakan ragam bahasa tulis .5
kedua ragam itu berbeda, perbedaannya adalah sebagai berikut:
1. Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua, teman berbicara yang berada di depan pembicara, sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya teman bicara berada di depan.6
2. Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi. Contoh : Orang yang berbelanja di pasar.7
5Dr. Dendy Sugono, Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar (Jakarta,2009) hlm 16
6Samadan dan La Alu, Buku Ajar Bahasa Indonesia dan Karya Tulis Ilmiah (Yogjakarta, 2015), hlm 38-39
7Samadan dan La Alu, Buku Ajar Bahasa Indonesia dan Karya Tulis Ilmiah (Yogjakarta, 2015), hlm 39
Pembeli : “Bu, berapa cabenya?”
Penjual : “Tiga puluh.”
Pembeli : “Bisa kurang?”
Penjual : “Dua lima saja, Nak.”
Ragam tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap daripada ragam lisan. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki agar orang yang “diajak bicara” mengerti isi tulisan itu. Contoh ragam tulis ialah tulisan-tulisan dalam buku, majalah, dan surat kabar.
3. Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Apa yang dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah, hanya akan berarti dan berlaku untuk waktu itu saja. Apa yang diperbincangkan dalam suatu ruang diskusi susastra belum tentu dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruang itu. Ragam tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang, dan waktu.
4. Ragam lisan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya dan panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring.
5. Perbedaan paling jelas antara bahasa lisan dan bahasa tulis bisa dilihat pada manifestasinya. Dalam pertuturan, bahasa tampil sebagai bunyi, kata-kata cenderung terdengar seperti rentetan suara petasan renceng, yang panjang pendeknya tergantung pada banyak kata dalam satu kalimat. Tiap kata dan tiap kalimat terdengar saling menyambung nyaris tanpa jeda.
Dalam tulisan, tiap kata ditulis terpisah satu sama lain. Kata-kata dirangkai jadi kalimat, rangkaian kalimat jadi paragraf, sekian paragraf menjadi satu tulisan. Dan dengan cara itu satu atau beberapa unit informasi dapat dipahami oleh pihak lain.
Konsekuensi bahasa sebagai bunyi adalah bersifat fana, pupus terbawa angin segera setelah terucapkan. Sebelum berbagai ragam alat rekam ditemukan, tulisan telah menjalankan perannya yang penting, mengawetkan bahasa.
Dalam perkembangan selanjutnya, kedua ragam bahasa itu menempuh jalan sendiri-sendiri. Agak berbeda dari bahasa lisan, bahasa tulis mengenal jauh lebih banyak perangkat kaidah atau aturan, antara lain berupa ejaan.
Begini KBBI merumuskan ejaan: "kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca". Dibaca dengan cara lain, rumusan itu dapat berarti ejaan adalah cara kita mencerap bahasa lisan dengan tulisan.
Proses itu selalu mengandung risiko ada saja bagian yang jadi berubah atau malah luput, tak tercatat. Ambillah contoh satu kata yang berevolusi dalam perjalanan dari bunyi ke tulisan. Technik, setelah menjelma tekhnik memecah jadi dua varian: tehnik dan teknik. Akhirnya, kini bentuk tulis yang direkam sebagai baku adalah teknik.
Kaidah bahasa sebenarnya tidak semata berurusan dengan usaha menggambarkan lisan ke bentuk tulisan. Dalam konteks pembicaraan ini, baik kita katakan bahwa ejaan adalah sebuah ikhtiar merekam bahasa lisan sepersis mungkin ke bentuk tulisan dan kemudian menatanya sedemikian rupa demi mendapatkan kualitas komunikasi yang efektif.
Berikut ini dapat kita bandingkan wujud bahasa Indonesia ragam lisan dan ragam tulis. Perbandingan ini didasarkan atas perbedaan penggunaan bentuk kata, kosakata, dan struktur kalimat.
a. Ragam Lisan
1) Penggunaan Bentuk Kata
Kendaraan yang ditumpanginya nabrak pohon mahoni.
Bila tak sanggup, tak perlu lanjutkan pekerjaan itu.
2) Penggunaan Kosakata
Saya sudah kasih tahu mereka tentang hal itu.
Mereka lagi bikin denah buat pameran entar.
3) Penggunaan Struktur Kalimat
Rencana ini saya sudah sampaikan kepada Direktur.
b. Ragam Tulis
1. Penggunaan Bentuk Kata
Kendaraan yang ditumpanginya menabrak pohon mahoni.
Apabila tidak sanggup, engkau tidak perlu melanjutkan pekerjaan itu.
2. Penggunaan Kosakata
Saya sudah memberi tahu mereka tentang hal itu .
Mereka sedang membuat denah untuk pameran nanti.
3. Penggunaan Struktur Kalimat
Rencana ini sudah saya sampaikan kepada Direktur.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sangat penting bagi Negara kita karena merupakan bahasa resmi Negara Indonesia . Bahasa Indonesia merupakan sarana komunikasi dan sarana untuk berinteraksi bagi bangsa Indonesia . Bahasa yang sangat penting dipelajari lebih dalam bagi bangsa Indonesia terutama generasi muda penerus bangsa dan tercantum dalam UUD RI 1945, pasal 36 yang berbunyi “ bahasa Negara ialah bahasa Indonesia “. Berbahasa yang baik dan benar adalah menggunakan bahasa indonesia yang memenuhi norma dan kaidah baik dan benarnya bahasa indonesiaRagam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan , menurut hubungan pembicara , kawan bicara orang yang dibicarakan ,serta medium pembicara.Ragam bahasa berdasarkan media atau sarana ada dua yaitu ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.
SARAN
Sebagai warga Negara Indonesia ,sudah seharusnya kita semua mempelajari ragam bahasa yang kita miliki . Kemudian mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik yang dapat kita amalkan dan kita pakai untuk berinteraksi dalam bersosial dikehidupan sehari-hari .
DAFTAR PUSTAKA
Anjelina, Fitri hidayati, Hikmah lianti dan Isabella.2019.Penting Tidaknya Bahasa Indonesia dan Ragam Lisan dan Tulis.
La ino dan Tim MKU Bahasa Indonesia 2014. Bahasa Indonesia dan Karya Tulis Ilmiah. Kendari
Artikel bagian dari rangkaian tulisan tentang “ Rambu-rambu Bahasa”.
Dr. Dendy Sugono 2009 . Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar .Jakarta
Samadan dan La Alu 2015. Buku Ajar Bahasa Indonesia dan Karya Tulis Ilmiah .Yogjakarta
http://naufal101110.blogspot.com/2013/10/artikel-ragam-bahasa-indonesia.html
diakses pada Sabtu , 31 Agustus 2019 pukul 20.15
https://thoieb.wordpress.com/2010/11/25/bahasa-indonesia-dengan-ragamnya/ diakses pada Sabtu , 31 Agustus 2019 pukul 21.00
Profil Biodata :
Nama : Hikmah Lianti
Ttl : Teluk Cati, 19 Maret 2001
Alamat : Teluk Cati
Medsos : @hikmahhnr_
Nama : Enjelina
Ttl :14 Juli 2000
Alamat : Bangkuang
Medsos: wa 082246841657
Nama:Isabella
Ttl:07 Februari 2001
Alamat:Jl. BRIGJEND H. HASAN BASERI, Rt. 01. Rw. 01 kecamatan sungai pandan desa Sungai Kuini
Medsos: wa 085654855122
Nama:Fitri Hidayati
Ttl:30 Juli 2000
Alamat:kamayahan, Rt.02,kec.Amuntai Utara
Medsos: wa 083141832840
perbedaan paling jelas antara bahasa lisan dan bahasa tulis bisa dilihat pada manifestasinya. Tolong jelaskan kembali agar lebih mudah di pahami!
BalasHapusIni menurut saya, Perbedaan paling jelas antara bahasa lisan dan bahasa tulis bisa dilihat pada manifestasinya. Manifestasi adalah perwujudan yang nyata dari suatu pemikiran atau perasaan. Maksudnya dari dalam pertuturan, bahasa lisan tampil sebagai bunyi karena secara langsung diungkapkan dari mulut, misal kita sedang bercerita kepada teman kita, ketika kita bercerita secara tidak langsung kita mengungkapkan dengan keinginan gaya bahasa kita, sampai mana kita ingin berhenti, tanpa memerhatikan tanda baca, sedangkan dalam ragam tulis kata diungkapkan secara tulisan, tiap tiap kata dipisah satu sama lain melalui tanda baca koma atau titik karena bahasa tulis mengenal jauh lebih banyak perangkat kaidah atau aturan ejaan.
HapusAssalamu'alaikum
BalasHapusJelaskan maksud dari Sistem bahasa Bersifat konvensional yang ditentukan pemakainya berdasarkan kesepakatan ??
Apakah harus ada kesepakatan dulu dalam menggunakan sistem bahasa
Waalaikumsalam.. Bersifat konvensional maksudnya diartikan sebagai pandangan atau anggapan bahwa kata kata sebagai penanda tidak memiliki hubungan instrinsik(dari dalam) inhern dengan objek, tetapi berdasarkan kebiasaan(bahasa sehari-hari) , kesepakatan atau persetujuan masyarakat.
HapusYa, karena bahasa yang dilakukan secara berulang-ulang
dan tetap di dalam masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan, persetujuan dan kesepakatan di dalam masyarskat.
Indonesia memiliki berbagai ke anekaragaman terutama dalam berbahasa ,seharusnya itu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri untuk anak anak indonesia.tetapi kenyataanya anak anak jaman sekarang lebih menyukai bahasa orang luar ,seperti kata sapaan sis,bro,lo,dan gue.. agar bahasa kita tidak mengalami transisi atau pemudaran bahasa ,apa yang harus kita lakukan sebagai generasi yang akan datang untuk tetep dapat melestarikanya
BalasHapusZaman bisa merubah diri tapi jangan memudarkan jati diri apalagi memudarkan bahasa negeri, kita generasi muda harus bisa memilah mana yg positif atau yg tidak, jadi supaya bahasa negeri tidak mengalami transisi dimulai dr diri kita sendiri dulu ,tanamkan adab yg baik ketika berbicara baik dg yg muda apalagi yg tua, bahasa milenial sekarangkan banyak kata-kata yg kurang sopan sprti yg anda sebutkan di atas. Jadi lestarikan budaya berbicara yg baik dr diri kita sendiri dulu, sprti kata pepatah "perkataanmu mencerminkan apa isi hatimu"
HapusTerima kasih atas partisipasi teman-teman, maaf jika ada kekurangan dan kesalahan dalam menjawabnya, jika ada yang ingin menambahkan silahkan. Di sini kita semua belajar dan mari berbagi ilmu.
BalasHapus